Berbohong bisa diartikan sebagai memutar balikkan fakta, yang artinya tidak mengatakan yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Berbohong pasti pernah dilakukan semua orang, terlepas itu dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja.
Dalam ilmu psikologi kebohongan terdapat dua jenis, yaitu:
1. Kebohongan sempurna. – Dinamakan kebohongan sempurna karena sudah direncanakan secara sempurna sejak awal, seperti sebuah penipuan. Dalam artian mempunyai kemampuan atau kapabilitas untuk meyakinkan orang lain dengan berbagai cara.
Contohnya: Mendirikan suatu lembaga jasa penyimpanan uang. Agar masyarakat mau dan percaya untuk menitipkan uangnya di sana, maka pihak pendiri akan mencantumkan nomor ijin, NPWP, dan ketentuan lainnya sehingga lembaga tersebut terlihat legal di hadapan hukum. Namun setelah banyak nasabah yang percaya untuk menyimpan uangnya di sana, ternyata pihak pendiri yang bersangkutan malah kabur dengan membawa uang para nasabahnya.
2. Kebohongan tidak sempurna – Dinamakan kebohongan tidak sempurna karena biasanya tidak direncanakan, kalaupun direncanakan tetapi tidak sempurna. Dalam artian bersifat spontanitas.
Contohnya: Seorang anggota de
wan yang terhormat sedang terjerat kasus korupsi, lantas dia masih mengelak sana sini ketika dihujani beribu pertanyaan oleh para wartawan di hadapan kamera. Padahal jelas-jelas sudah ada bukti yang ditemukan oleh pihak yang berwajib dan sedang dalam proses hukum. Sedemikian sehingga dia telah berbohong kepada publik, di mana kebohongan itu terjadi secara spontan ketika dia sedang diwawancarai karena kasus korupsinya.
Selain menyebutkan jenis-jenis kebohongan, dalam ilmu psikologi juga dibahas tentang bagaimana ciri-ciri orang yang sedang melakukan kebohongan.
Berikut beberapa ciri-ciri orang yang berbohong menurut ilmu psikologi, diantaranya:
1. Menhindari kontak mata
Seperti yang pepatah katakan bahwa mata adalah jendela hati. Sehingga apabila seseorang sedang melakukan kebohongan, maka hal itu akan terlihat dari sorot matanya. Mata orang yang berbohong tidak akan jelas arah pandangnya. Oleh karena itu, apabila kita sedang berbicara dengan seseorang, pandanglah atau lakukan kontak dengan matanya.
Jika orang tersebut berkata jujur kepada kita, dia pasti akan membalas kontak mata yang kita arahkan padanya, dalam artian dia juga akan melihat mata kita. Namun berbeda kasusnya apabila dia berbohong kepada kita, bisa dipastikan dia akan menghindari atau sedikit ragu-ragu untuk melakukan kontak mata secara langsung dengan kita. Dia akan mencari tujuan lain untuk dilihatnya, seperti menoleh kanan kiri ataupun kepala tertunduk yang berarti mengarahkan pandangannya ke bawah.
2. Cara bicaranya tidak natural
Cara bicara tidak natural yang dimaksudkan misalnya berbicara dengan tergagap-gagap ataupun tersendat-sendat. Perlu kita ketahui bahwa seseorang yang berbohong akan berbicara tidak selancar biasanya termasuk kalau sedang menceritakan sesuatu meskipun cerita itu telah dikarang sebelumnya.
Selalu ada saja kata-kata yang tersendat sehingga menimbulkan jeda atau bahkan dipaksakan ketika proses penyampaiannya. Oleh karena itu, coba saja perhatikan cara berbicara lawan bicara kita. Apabila dia berkata jujur, maka dapat dipastikan bahwa dia akan menyampaikan pembicaraan itu dengan lancar dan tidak perlu banyak berpikir sehingga terlihat tersendat-sendat.
3. Gugup
Seseorang yang ahli atau biasanya berbohong pasti tetap akan memiliki rasa gugup dalam dirinya ketika melakukan suatu kebohongan. Hal ini dikarenakan dalam kebohongan pasti ada sesuatu yang dirahasiakan, dalam artian tidak ingin disampaikan kepada lawan bicaranya.
Ciri dari orang yang gugup biasanya adalah mengeluarkan keringat dingin, tangan atau kaki yang tidak tenang (bergerak-gerak), dan lain sebagainya. Berbeda dengan orang yang jujur, dia akan lebih santai dan rileks dalam menyampaikan hal-hal yang sedang dibicarakannya kepada lawan bicaranya.
4. Senyum yang dipaksakan
Senyum yang dipaksakan bisa dikatakan juga sebagai senyum yang palsu. Seseorang yang sedang berbohong cenderung memberikan senyum palsu, seperti menyeringai tanpa alasan yang jelas saat sedang asyik dalam pembicaraan. Hal ini dilakukan oleh orang yang berbohong untuk menutupi apa yamg sedang disembunyikannya.
Karena dalam ilmu psikologi juga dikatakan bahwa senyum yang sebenarnya, jujur dan tulus, maka saat senyum tersebut merekah akan merebak ke seluruh wajah dan mengeriputkan mata. Hal ini bisa kita buktikan sendiri di depan cermin. Cobalah perhatikan ekspresi wajah kita saat tersenyum (yang sebenarnya) dengan menyeringai (senyum yang dibuat-buat).
5. Ekspresi wajah
Memperhatikan ekspresi wajahnya merupakan salah satu yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kebohongan pada lawan bicara kita. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh pihak The Career Builder menyatakan bahwa orang yang sedang berbohong cenderung akan muncul dengan wajah yang nyaris tanpa ekspresi. Di mana sedikit menurunnya bagian mata, seperti ekspresi saat mengalami kesedihan.
Dan ada sudut aneh di ujung bibir ketika dia berusaha tersenyum. Itulah hal penelitian yang didapatkan oleh pihak The Career Buildertersebut. Sedangkan apabila kita logikakan, orang yang jujur pasti akan memiliki ekspresi wajah cerah dan senang bukannya terlihat seperti orang yang sedang sedih.
6. Mengalihkan topik pembicaraan
Seseorang yang sedang berbohong pasti akan merasa tidak nyaman apabila membicarakan topik yang membuatnya untuk menanggapi dengan suatu kebohongan. Apalagi bila kita menanyakan atau membicarakan sesuatu yang mencurigakan, orang yang berbohong malah semakin merasa tidak nyaman. Sedemikian sehingga dia akan berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan yang sedang dibahas. Orang yang berbohong juga biasanya lebih sering mengajak kita untuk membicarakan topik-topik yang kita sukai sehingga kita tidak akan memiliki kecurigaan kepadanya.
7. Terlalu banyak menyentuh bagian tubuh
Sebagaimana telah kita ketahui dan juga dijelaskan di atas bahwa orang yang berbohong pasti tidak akan merasa nyaman. Kondisi yang tidak nyaman inilah yang cenderung membuat orang yang berbohong tersebut menjadi salah tingkat di hadapan lawan bicaranya.
Hal yang biasa dilakukan saat orang yang berbohong salah tingkah contohnya adalah menyentuh anggota atau bagian tubuh, seperti mulut atau bibir, leher, wajah maupun hidung. Kita pasti pernah menjumpai ciri-ciri tersebut pada salah seorang lawan bicara kita. Kebanyakan dari hasil survey adalah menyentuh bibir dan leher bagian samping atau belakang.
8. Perhatikan cara bernapasnya
Orang yang sedang berbohong pasti menginginkan agar pembicaraan yang dilakukan cepat selesai. Sedemikian sehingga orang yang berbohong akan terkesan tergesa-gesa dalam pembicaraannya. Pembicaraan yang tergesa-gesa itulah yang sering membuatnya terengah-tengah atau ngos-ngosan dalam bernapas.
Namun jangan salah, orang yang melakukan napas panjang sekalipun, dalam artian tidak terlalu ngos-ngosan dalam bernapas, bisa juga saja menjadikannya kedok untuk menengkan dan mengontrol dirinya ketika melakukan kebohongan. Oleh karena itu, perhatikan cara bernapas lawan bicara kita. Apabila dia berbohong, cara bernapas yang dilakukannya akan berubah-ubah karena dia tidak akan merasa rileks. Berbeda apabila dia jujur, napasnya akan biasa saja dan terlihat santai serta rileks.
9. Amati titik tumpuan berat badan
Hal ini bisa dilakukan apabila kita sedang melakukan pembicaraan dengan keadaan berdiri. Orang yang jujur pasti akan berdiri sebagaimana mestinya, yaitu tenang dan tidak akan berpindah-pindah titik tumpuan berat tubuhnya. Berbeda kasusnya apabila orang atau lawan bicara kita sedang berbohong, dia akan merasa tidak nyaman dan tenang sehingga terlihat gusar dan sering berpindah-pindah titik tumpuan tubuhnya. Dan juga biasanya orang yang berbohong saat berdiri akan cenderung untuk menggerak-gerakkan salah satu kakinya.
10. Nada suaranya cenderung rendah atau pelan
Cara ini juga sudah dibuktikan dengan penelitian secara psikologis bahwa orang yang sedang berbohong akan memiliki kecenderungan untuk memelankan suaranya sehingga nada suara yang keluar dari mulutnya terdengar rendah. Parahnya lagi terkadang seperti sedang melakukan bisikan sehingga kurang didengar oleh lawan bicaranya.
Oleh karena itu, apabila kita awalnya memulai sebuah pembicaraan dengan nada yang normal atau biasa-biasa saja bahkan berapi-api begitu pula lawan bicara kita, lalu mendadak di tengah atau akhir pembicaraan nada suara lawan bicara kita berubah menjadi lebih pelan dan terkesan berhati-hati, maka kita perlu berhati-hati akan kata-katanya karena bisa saja dia sedang berbohong kepada kita.
0 komentar:
Posting Komentar